TUGAS 1 Sistem Informasi Psikologi: Definisi Sistem, Informasi, Psikologi, dan Sistem Informasi Psikologi

Nama               : Ummi Zaini Rahmawati
Kelas               : 4PA09
Npm                : 17516483
Mata Kuliah    : Sistem Informasi Psikologi
Dosen              : Nurul Adhayanti

A. Definisi Sistem, Informasi, Psikologi, dan Sistem Informasi Psikologi



1.      Definisi Sistem
Berikut definisi sistem menurut beberapa tokoh, antara lain:         
Ø  Indrajit (dalam Hutapea, 2014) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Ø  Menurut Fat (dalam Hutapea, 2014) sistem adalah suatu himpunan suatu ‘benda’ nyata atau abstrak (a set of think) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, ketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Ø  Jagianto (dalam Hutapea, 2014) mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek, nyata, seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Ø  Menurut Marimin, Tanjung, dan Prabowo (2016) sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Ø  Sistem menurut Gaol (2008) adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lain dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit mengalami hambatan atau terganggu, maka unit lainnyapun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. 
Ø   Murdick (dalam Gaol, 2008) mendefinisikan sistem sebagai satu kumpulan dari beberapa bagian atau unsur yang bergabung untuk suatu tujuan bersama.
Ø Brien (dalam Gaol, 2008) mengemukakan bahwa sistem mengandung pengertian sekelompok unsur yang saling berkaitan atau berhubungan untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh, dan sekelompok unsur yang saling bekerja sama untuk menuju pada tujuan bersama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses perubahan yang dikoordinasi.
Ø  Menurut Rukun dan Hayadi (2018) kata ‘Sistem’ mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya.
Ø  Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berkaitan dan bergantung satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

2.     Definisi Informasi
Berikut definisi informasi menurut beberapa tokoh, antara lain:
Ø  Hutapea (2014) mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. sumber informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan fakta.
Ø  Menurut Darvis (dalam Hutapea, 2014) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Ø  Leod (dalam Al-fatta, 2007) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
Ø  Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data atau fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerimanya. Data yang diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi si penerima yaitu dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian, yang menjadi sumber informasi adalah data.
Ø  Fadden (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
Ø  Shanon, Weaver, dan Kroenke (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) mengemukakan bahwa informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima, artinya dengan adanya informasi tingkat kepastian menjadi meningkat.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data atau fakta yang telah diolah atau diproses dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti yang dapat bermanfaat bagi penerimanya dan meningkatkan pengetahuan orang yang menggunakan informasi tersebut.

3.     Definisi Psikologi
Berikut definisi psikologi menurut beberapa tokoh, antara lain:
Ø  Jahja (2011)mengemukakan psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu psyche yang artinya jiwa dan logos logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sehingga, secara etimologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejala, proses, maupun latar belakangnya.
Ø  Mussen dan Rosenzwieg (dalam Jahja, 2011) psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pikiran. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata mind berubah menjadi tingkah laku. Sehingga, psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Ø  Crow dan Crow (dalam Jahja, 2011) mendefinisikan psikologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yaitu interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik manusia lain (human relationship) maupun makhluk hidup lain, seperti hewan, iklim, dan kebudayaan.
Ø  Sertain (dalam Jahja, 2011) mengemukakan psikologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia.
Ø  Santrock (dalam Sit, 2017) menyatakan bahwa psikologi adalah kajian ilmiah terhadap proses perilaku dan mental.
Ø  Menurut Loewenthal (dalam Sit, 2017) psikologi adalah studi sistematis tentang perilaku manusia mencakup peranan insting, budaya, fungsi berpikir, inteligensi, dan bahasa.
Ø  Menurut English dan English (dalam Sit, 2017) psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas perilaku, tindakan, atau proses mental dan pikiran, diri, atau kepribadian yang terkait dengan proses mental.
Ø  Wundt (dalam Candra, Harini, Sumirta, 2017) menyatakan psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia. Dapat dikatakan bahwa keadaan jiwa hanya direfleksikan dalam suatu keadaan kesadaran manusia.
Ø  Woodworth dan Marquis (dalam Candra, Harini, dan Sumirta, 2017) mengemukakan pemikirannya yang lebih luas lagi bahwa psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari aktivitas individu.
Ø  Morgan (dalam Candra, Harini, dan Sumirta, 2017) mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hewan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang juga merupakan bagian dari organisme sebagai subjek psikologi sampai saat ini belum banyak dipelajari.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia termasuk tindakan, proses mental, pikiran, diri, kepribadian, insting, budaya, inteligensi, dan bahasa, serta interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya.

4.     Definisi Sistem Informasi Psikologi
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa elemen yang saling berkaitan yang digunakan untuk mengolah data faktual menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Dalam hal sistem informasi psikologi suatu sistem digunakan untuk mengolah informasi yang berkaitan dengan bidang psikologi. Menurut Gaol (2008) sistem informasi psikologi bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bagaimana manusia memperoleh suatu informasi, mengolah, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil suatu keputusan.

B.     Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia


√ Arsitektur Komputer : Pengertian, Bagian, Jenis, Klasifikasi dan Faktor Kerja Terlengkap
1.      Arsitektur Komputer
Dalam sejarah awal komputer, komputer berarti computare (menghitung) dan berarti juga alat hitung. Seiring perkembangannya, komputer didefinisikan sebagai berikut:
a.       Mesin yang dapat memecahkan berbagai masalah bagi manusia dengan memberikan instruksi-instruksi digital kepada mesin itu.
b.      Mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.
c.       Suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, seperti menerima input, memproses input tersebut sesuai dengan pragramnya, menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, kemudian menyediakan output dalam bentuk informasi.
d.      Suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan mesin atau alat elektronik yang dapat mengolah data sesuai dengan instruksi yang diberikan dan selanjutnya menghasilkan output berupa informasi yang berguna. Adapun fungsi komputer antara lain sebagai alat mempermudah pekerjaan, sarana informasi, sarana komunikasi, sarana hiburan, sarana pembelajaran, sarana usaha, dan lain sebagainya.
Mengingat fungsi dan kegunaannya, tentulah suatu komputer memiliki struktur dan akrsitektur yang cukup kompleks. Arsitektur sistem komputer berkaitan dengan atribut-atribut yang nampak bagi programmer. Arsitektur komputer dasar meliputi prosesor, memori, dan ruang penyimpanan. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk memasukkan, memanipulasi, dan mengeluarkan informasi. Inti dari sebuah komputer adalah prosesornya. Prosesor yang dikendalikan oleh sebuah sistem operasi seperti windows xp, mengelola alat input dan output, alat penyimpanan data, dan operasi atas data. Unit pemrosesan sentral (central proccessing unit – CPU) mengendalikan seluruh komponen lain. Memori akses acak (Random Access Memory – RAM) bertindak sebagai tempat kerja sementara bagi CPU; semakin besar area kerja, maka akan semakin cepat CPU menyelesaikan tugas-tugasnya. CPU dan RAM terdapat pada motherboard sebuah komputer, papan sirkuit yang menjadi tempat terhubungnya semua sarana.
Pada bagian ini akan dijelaskan secara singkat mengenai sistem CPU (central proccessing unit). CPU dianalogikan sebagai otak yang ada di dalam sebuah PC yang memproses data serta unit yang menentukan kekuatan dan harga dari sebuah komputer. Dalam perkembangannya, kecepatan CPU meningkat drastis dari 600 MHz menjadi 1 GHz dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kinerja CPU pada PC tidak hanya ditentukan oleh angka MHz atau GHz seperti yang diiklankan oleh para perakit PC baik di majalah ataupun di internet. Dengan peningkatan kecepatan chip dan aplikasi yang membutuhkan tenaga yang lebih besar, beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain: sebuah CPU melakukan tiga tugas utama yaitu membaca data, memproses data, dan biasanya menulis data ke memori, kecepatan kasar (raw speed) di ukur dalam skala MHz, tetapi bagian lainnya seperti desain arsitektur chip juga menentukan kinerja dari CPU tersebut, dan chip yang ada dalam PC tergantung pada berapa banyak yang akan dikeluarkan dan digunakan untuk menjalankan PC tersebut.
Beberapa perangkat keras lainnya, antara lain: keyboard, mouse, monitor, speaker, hard disk, dan memori. Selain terdiri dari perangkat keras, personal computer (PC) juga terdiri dari perangkat lunak, seperti windows, linux, max os, ms. Office, serta program-program yang dibutuhkan lainnya. Berbagai proses dilakukan oleh PC, seperti proses interupsi, proses instruksi, sistem BUS, dan lain sebagainya. pada bagian ini akan dipaparkan secara singkat megenai proses instruksi pada sebuah komputer. Pemrosesan instruksi dalam CPU dibagi atas dua tahap, yaitu tahap 1 disebut instruction fetch, sedangkan tahap dua disebut instruction excute. Tahap 1 berisikan pemrosesan CPU dimana kontrol unit mengambil data dan atau dari instruksi dari main memori ke register, sedangkan tahap 2 berisikan pemrosesan CPU dimana kontrol unit menghantarkan data dan atau instruksi dari register ke main memori untuk ditampung di MAA, setelah instruction fetch dilakukan.
Perhitungan program dalam CPU umumnya bergerak secara berurutan. Walaupun demikian, beberapa instruksi dalam CPU, yang disebut dengan instruksi lompatan, mengizinkan CPU mengakses instruksi yang terletak bukan pada urutannya. Hal ini disebut juga percabangan instruksi. Cabang-cabang instruksi tersebut dapat berupa cabang yang bersifat kondisional atau non-kondisional. Sebuah cabang yang bersifat non-kondisional selalu berpindah ke sebuah instruksi baru yang berada di luar aliran instruksi, sementara sebuah cabang yang bersifat kondisional akan menguji terlebih dahulu hasil dari operasi sebelumnya untuk melihat apakah cabang instruksi tersebut akan dieksekusi atau tidak. Data yang diuji untuk percabangan instruksi disimpan pada lokasi yang disebut dengan flag.
Berdasarkan pemaparan singkat di atas, diperoleh gambaran bahwa suatu PC merupakan sistem yang memiliki proses dan terdiri dari elemen-elemen yang kompleks.

2.      Kognisi Manusia
Pada dasarnya istilah intelek sama pengertiannya dengan istilah kognisi. Pada pembahasan berikutnya, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian sesuai dengan konteks kalimatnya dan pendapat para ahli yang mendefinisikan hal tersebut. Kognisi berhubungan dengan inteligensi. Kognisi lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan inteligensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku. Potensi kognitif ditentukan pada saat masa konsepsi, yaitu pertemuan antara sel sperma dan sel telur; namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat inteligensi (batas maksimal).
Kognisi adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognisi berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat  terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Setiap individu berpikir menggunakan inteleknya. Kemampuan inteligensilah yang menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Kecerdasan merupakan kemampuan mental tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Pamela Minet  mendefinisikan perkembangan intelektual sama dengan perkembangan mental, sedangkan perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses yang terjadi dalam otak. Pikiran digunakan untuk mengenali, memberi alasan rasional, mengatasi dan memahami kesempatan penting.
Sebagaimana diketahui bahwa pada kognisi manusia melibatkan tiga macam memori, yaitu memori jangka panjang, memori jangka pendek, dan memori register. Peranan memori dalam proses berpikir manusia sangatlah penting. Adapun memori register merupakan tempat penyimpanan sementara untuk menerima rangsangan yang diperoleh melalui panca indera. Memori register ini terdiri dari tiga saluran penyaring, antara lain: iconic yang berfungsi menerima rangsang penglihatan (visual), echoic yang berfungsi menerima rangsang suara, haptic yang berfungsi menerima rangsang sentuhan. Sedangkan memori jangka pendek sebagai tempat menyimpan informasi sementara yang hanya dibutuhkan sesaat. Beberapa ciri dari memori jangka pendek, antara lain: mudah lupa dalam waktu 20 detik, lebih banyak informasi untuk diingat maka akan menambah kecepatan untuk dilupakan pula, dan gangguan terhadap informasi yang serupa sering menyebabkan salahnya informasi saat dipanggil. Selanjutnya adalah memori jangka panjang merupakan tempat menyimpan informasi dalam jangka waktu yang cukup lama. Karakteristik memori ini memiliki kapasitas besar atau tidak terbatas.
Berdasarkan pemaparan singkat di atas mengenai kognisi manusia, perlu diketahui bahwa kognisi manusia bekerja secara kompleks dan saling berkaitan satu dengan yang lain dalam menerima berbagai informasi melalui panca indera hingga mengolah rangsangan tersebut menjadi suatu informasi berguna dan membantu dalam pengambilan keputusan dengan dipengaruhi oleh proses pembelajaran dan pengalaman seseorang.
3.      Kaitan Antara Arsitektur Komputer Dengan Kognisi Manusia
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai arsitektur komputer dan juga kognisi manusia. Dari masing-masing penjelasan, dapat disimpulkan bahwa arsitektur komputer dan juga operasi yang dijalankan oleh sistem tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kognisi manusia. Seperti dalam hal pengolahan suatu data hingga menghasilkan output berupa informasi yang berguna. Seiring dengan perkembangan zaman dan canggihnya otak manusia, hal ini menyebabkan pesatnya kemajuan teknologi. Sistem komputer yang ada pada saat ini dan operasi yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai bentuk dari pemodelan terhadap kognisi manusia. Seperti halnya tempat penyimpanan. Manusia berusaha untuk menciptakan tempat penyimpanan yang dapat menunjang berjalannya sistem dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa buatan manusia tidak akan pernah menandingi apa yang telah dianugerahkan kepada manusia. Hingga saat ini, memori dalam kognisi manusia merupakan tempat penyimpanan yang memiliki kapasitas tanpa batas.
Sama halnya seperti kognisi manusia, dalam mengolah informasi sistem memiliki input data lalu selanjutnya mengolah data tersebut beradaskan instruksi yang siberikan oleh manusia atau programer. Kemudian setelah mengolahnya, informasi tersebut akan akan di simpan di ruang penyimpanan yang tersedia. Hal ini merupakan contoh konkret dari pemodelan terhadap kognisi manusia. Pada manusia, seseorang memperoleh stimulus atau rangsangan dari lingkungan melalui panca indera dan selanjutnya akan diteruskan ke ruang penyimpanan dalam kognisi manusia. Apabila suatu saat, individu yang bersangkutan membutuhkan informasi yang tersimpan, maka akan dilakukan pemanggilan terhadap informasi tersebut.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi yang ada pada saar ini tidak terlepas dari pemodelan terhadap kognisi manusia dan juga tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.



DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, H. 2007. Analisis dan penerapan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Andikos, A. F. 2015. Komunikasi manusia dengan komputer. Jakarta: IN MEDIA
Anggraeni, E. Y., & Irviani, R. 2017. Pengantar sistem informasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Candra, I. w., Harini, I. G. A., & Sumirta, I. N. 2017. Psikologi landasan keilmuwan praktik keperawatan jiwa. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Hutapea, J. 2014. Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish
Jahja, Y. 2011. Psikologi perkembangan. Jakarta: KENCANA
Marimin, Tanjung, H., Prabowo, H. 2016. Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo
Munazilin, A. 2017. Arsitektur komputer. Yogyakarta: Deepublish
Gaol, C. J. L. 2008. Sistem informasi manajemen. Jakarta: Grasindo
Rukun, K., & Hayadi, B. H. 2018. Sistem informasi berbasis expert system. Yogyakarta: Deepublish
Sit, M. 2017. Psikologi perkembangan anak usia dini. Jakarta: KENCANA

  





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUKUR KOMPETENSI

Tugas 4 Artificial Intelligence